On 19 April 2015, I was baptized. It's been 5 years...
*Mohon bijak. Tulisan ini hanya sharing tentang pengalaman iman yang aku alami, tanpa maksud apa-apa. :)
Ku hidup bagiMu
Yesus Kau kebenaran
Yang menyelamatkanku
Kau membrikanku hidup
Dan pengharapan
Ku ikut kehendakMu
Ku perlu anugrahMu
Ku nyatakan janjiku kepadaMu
Reff:
Kalau kuhidup, kuhidup bagiMu
Hatiku tetap, tetap menyembahMu
Dunia tak bisa menjauhkanku
Dari kasihMu
Slama ku hidup, kuhidup bagiMu
Mataku tetap, tetap memandangMu
Dunia tak bisa menjauhkanku
Dari kasihMu
I still remember a few months before I finally decided to take kelas katekisasi, awalnya aku sempat ragu. I thought so much. Beberapa pertanyaan bermunculan di kepalaku.. "apakah dibaptis di gereja kristen protestan ini adalah keputusan yang benar? apakah memang ini yang dikehendaki Tuhan?" karena jujur, meskipun memang aku lahir dan besar di keluarga kristen protestan, tapi aku tidak mau hanya karena keluargaku kristen protestan maka aku juga memilih kristen protestan. Ya, aku memang serumit itu. Haha. Mengapa aku bisa mikir gitu? karena aku sudah terbiasa dengan tata cara ibadah sebagai seorang kristen katholik sejak aku SD di sekolah katholik hingga kuliah di kampus katholik. (walaupun selama SD, aku ikut sekolah minggu kristen protestan karena ikut mama dan grandma yang pergi ke gereja kristen protestan). Oleh karena itu, aku menjadi tertarik dengan berbagai prosesi yang biasa dilakukan, aku suka dengan tata cara ibadah yang terlihat teratur dan apik tsb. Selama aku kuliah, aku bahkan pernah ambil peran sebagai panitia dekor trihari suci yang mana umumnya perayaan trihari suci hanya dirayakan oleh umat katholik (umat kristen protestan hanya mengadakan kebaktian saat Jumat Agung saja, saat itu kebaktian Rabu Abu pun belum ada). Sebagai panitia tentu saja selama kebaktian berlangsung aku ada di sana, aku mengikuti kebaktian yang sedang berlangsung tsb.
Nah, balik lagi ke reason yang melatarbelakangi keraguanku tsb. Aku ragu, aku bawa keraguanku dalam doa. Jika memang Tuhan menghendaki pilihanku sebagai seorang katholik, aku akan ambil keputusan itu meskipun artinya aku memilih yang berbeda dengan keluargaku karena menurutku, memeluk suatu kepercayaan itu merupakan hal pribadi antara kita dan Tuhan. Lucunya, malamnya aku bermimpi, aku sedang berada di taman dan ditemani suara Tuhan. Di mimpiku saat itu, Tuhan bertanya padaku, "apa yang kamu cari? mengapa kamu ragu?" lalu aku dengan yakin menjawab, "Tuhan kan tau kalau aku sudah dari SD sampai kuliah terbiasa dengan tata cara katholik, aku jadi suka dan ingin seperti itu." tidak lama, Tuhan bawa aku ke sebuah tempat dan Tuhan mengatakan, "jangan ragu dan bimbang. percayalah." dan akupun terbangun dari mimpi. Agak shock sih karena serasa nyata dan tempat itu cukup familiar buatku.
Pas hari Minggu sepulang dari gereja tiba-tiba grandma-ku kasih liat warta jemaat yang isinya ada pemberitahuan bahwa kelas katekisasi baru akan dibuka, jadwalnya selasa malam. Aku belum langsung mengiyakan saat itu, aku merasa masih harus cari tahu. Malamnya aku tiba-tiba teringat, tempat familiar yang aku lihat dimimpiku semalam adalah.... ruang kebaktian di gereja kristen protestan itu. Akhirnya, aku memutuskan: minggu depan aku kembali akan mengikuti kebaktian di sana.
Selama kebaktian berlangsung, aku tak henti-hentinya merasa terharu, ada rasa damai sehingga tanpa sadar aku menangis. Aku merasa seperti pulang ke rumah setelah perjalanan panjang. Aku percaya, di dalam keraguan atau kebimbangan kita terhadap sesuatu, Tuhan mencoba berbicara secara pribadi dengan kita supaya kita tak gentar dalam melangkah. Oleh karena itu, aku langsung mendaftarkan diri mengikuti kelas katekisasi. Long short story, setelah kurang lebih 8 bulan mengikuti proses katekisasi akhirnya pada hari Minggu tanggal 19 April 2015, aku officially dibaptis sebagai anak pilihan Tuhan di gereja yang juga sudah Tuhan pilihkan untukku. Mungkin keputusan ada ditanganku, tapi Tuhanlah yang menuntun kemana arahnya dan aku memutuskan untuk ikut Tuhan kemanapun Ia memanggilku.
Seiring berjalannya waktu, ada berbagai perubahan yang terjadi di gerejaku, mulai dari diadakannya kebaktian Rabu Abu. Ya, saat hal ini terjadi, aku langsung teringat dengan mimpiku waktu itu saat Tuhan tanya apa yang aku suka dari gereja katholik. Speechless :)
Selama 5 tahun ini, aku merasa begitu banyak mukjizat yang Tuhan nyatakan dalam hidupku. Tuhan membawaku ke tempat-tempat baru yang penuh dengan penyertaan kasih setiaNya. Berbagai perkara juga Tuhan izinkan terjadi dalam hidupku, tetapi itu semua Dia pakai untuk menyatakan kemuliaanNya. Badai hidup Tuhan biarkan memporakporandakan hatiku, tetapi itu semua Dia pakai agar aku senantiasa mengandalkanNya. Tuhan mengizinkanku mengalami berbagai pengalaman iman bersamaNya. Salah satunya ketika ada badai yang harus kulalui dalam hidup dan suatu hari ketika aku berdoa, aku mendengar suaraNya yang lembut berkata demikian, "Percayalah padaKu sampai akhir." 😭😇 dan beberapa waktu kemudian..... sesuatu yang ajaib terjadi di hidupku, sesuatu yang diluar pemikiranku terjadi tepat di depanku, sesuatu yang mustahil jika aku mengandalkan kemampuanku sendiri tapi bisa terealisasi di waktu yang tepat. Ya, kuasaNya nyata, penyertaanNya sempurna dari dahulu, sekarang sampai selama-lamanya.
Seorang sahabat pernah mengatakan ini kepadaku: "Kadang yang kita perlukan hanya mendengar suaraNya yang lembut untuk menguatkan kita untuk tetap percaya."
Berikut lagu yang tiba-tiba saja terlintas dipikiranku saat menulis blog ini..
Yesus Kau kebenaran
Yang menyelamatkanku
Kau membrikanku hidup
Dan pengharapan
Ku ikut kehendakMu
Ku perlu anugrahMu
Ku nyatakan janjiku kepadaMu
Reff:
Kalau kuhidup, kuhidup bagiMu
Hatiku tetap, tetap menyembahMu
Dunia tak bisa menjauhkanku
Dari kasihMu
Slama ku hidup, kuhidup bagiMu
Mataku tetap, tetap memandangMu
Dunia tak bisa menjauhkanku
Dari kasihMu
Biarlah lagu ini menjadi pengingat bagi setiap kita bahwa "dunia tak bisa menjauhkan kita dari kasih Tuhan." Amin.
Comments
Post a Comment