hmmmm,
tadi *barusan tepatnya* aku googling tentang renungan harian kristen
dan i got this message tentang betapa pentingnya kita menjaga arti
sebuah "kepercayaan", betapa sangat berharganya arti kepercayaan yang
diberikan orang lain kepada kita dan masalahnya adalah betapa sulit kita
mempercayai orang sekarang ini. bahkan ibaratnya, jauh lebih susah
mencari orang yang bisa dipercaya daripada mencari orang yang tidak bisa
dipercaya. mencari orang yang bisa dipercaya sama sulitnya dengan
menjaga kepercayaan itu sendiri.
I
think, kepercayaan itu sama dengan kekudusan, sesuatu yang sangat
sakral. kepercayaan menjadi layaknya barang langka. oleh karena itu,
kehadirannya sangat berharga.
kepercayaan = kekudusan. what the mean ?
Jika
berbicara tentang kekudusan, tentu yang terlintas dipikiran kita adalah
"Tuhan" karena seperti yang telah kita ketahui (kita pahami dan kita
imani) Tuhan itu Kudus dan Kudus itu adalah Tuhan sendiri. Hal tersebut menyiratkan bahwa hidup kudus sangat berkaitan erat dengan
"kepercayaan" either kita di pihak yang memberikan kepercayaan atau
kita berada di pihak yang menjaga kepercayaan. mau di pihak manapun kita
berada, tentu itu bukanlah perkara mudah karena hal tersebut sangat
berkaitan dengan "kekudusan kita sebagai anak Tuhan". Dapat dikatakan bahwa menjaga kepercayaan sama artinya menjaga kekudusan.
Jika kita berada di pihak yang memberikan kepercayaan, dimana letak keterkaitan perkara kita dalam menjaga kekudusan ?
letak
keterkaitannya adalah respon kita "setelah kepercayaan kita berikan".
dari sana kita dapat mengetahui, apakah orang yang telah kita percayai
mampu menjaga kekudusannya atau tidak. sebagai manusia normal pada
umumnya, tentu kita secara manusiawi akan merasa sangat kecewa ketika
kita dikhianati, ditipu, dibohongi oleh orang telah kita percayai, oleh
orang yang kita berikan kepercayaan. Di saat-saat seperti itulah iman
kita diuji. apakah kita cukup kudus untuk merespon hal tersebut. apakah
kita menjadi marah kepada orang tersebut ? apakah hati kita terlalu
sakit dan tidak mau memaafkannya ? apakah kita terlalu kecewa untuk
mengampuni mereka ? apakah kita menjadi tawar hati menghadapi mereka ?
hey hey hey! jika kita merespon "kepercayaan yang dirusak sia-sia"
dengan sikap-sikap seperti sikap di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
kita belum bisa menjaga kekudusan.
Dan
berikut adalah renungan harian kristen yang saya baca hari ini. ada
seorang yang sudah diberikan kepercayaan namun tergoda untuk melakukan
tindakan di luar dari kekudusan.
Source of http://www.renunganhariankristen.net/orang-kepercayaan/ |
Dari renungan tersebut ada hal yang dapat kita pelajari bahwa:
- kepercayaan itu sesuatu yang berharga.
- menjaga kepercayaan sama hal nya dengan menjaga hidup kudus.
- hidup kudus bukan semata-mata karena dilihat orang melainkan karena kita menyadari bahwa kita harus melakukan nya karena Tuhan.
- melakukan kekudusan untuk Tuhan bukan untuk pujian
Tentu
sebagai manusia biasa kita mempunyai limit. kita pasti akan merasa
sulit memaafkan orang lain, sulit menghilangkan kepahitan dari rasa
kecewa, sulit melupakan perbuatan mereka yang telah mengecewakan kita,
tidak dengan mudah kita bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa namun
percayalah in Jesus, nothing is impossible. Yup! sebagai manusia biasa
kita tidak akan mampu mewujudkan kekudusan jika kita hanya mengandalkan
kekuatan kita bukan Tuhan yang turun tangan menolong kita. maka
berdoalah, minta Tuhan mengubah hatimu agar mampu memiliki hati seperti
Tuhan, mampu mengasihi dengan sepenuh hati, mampu mengampuni dengan
ketulusan hati, melayani dengan kesungguhan hati, melakukan yang terbaik
untuk Tuhan bukan semata untuk menarik perhatian. Amen for the prayer.
Jesus willl always give the best for us :)
Comments
Post a Comment